2001.
Setelah berulang
kali meminta, akhirnya keinginan putriku terkabul. Pagi ini ia akan memulai
hari pertamanya bersekolah di playgroup. Lebih cepat setahun dibanding
teman-teman seusianya.
Aku menontoninya,
menghabiskan sarapannya. Ia mengunyah roti kemudian meneguk susu cepat-cepat. Nampak
sudah tidak sabar ingin segera berangkat sekolah. Usai sarapan, aku membantunya
menalikan tali sepatu dan menyampirkan ransel ke bahunya. Ia sudah siap
berangkat.
Ayahnya keluar dari kamar dengan kamera saku
di tangan.
“Foto
dulu ya, Nang. Seragam baru hari ini…”
Ia mengambil sikap sempurna. Memamerkan senyum
terbaiknya. Matanya bercahaya, penuh semangat.
2002.
Aku memasangkan topi
berwarna biru muda padanya. Blus putih dan rok biru muda membalut tubuh mungilnya.
Ayahnya menyempatkan
mengambil fotonya sebelum berangkat. Seragam perdana di TK A.
2004.
Aku merapikan topi dan
dasi merah yang dikenakannya. Blus putih dan rok merah membuatnya terlihat begitu
manis, serasi dengan rona segar yang menghiasi pipinya. Hari ini hari pertamanya
di SD.
Seperti waktu-waktu
yang lalu, Ayahnya mengambil fotonya dengan seragam perdana. Kini, menjadi
tradisi.
2010.
Pagi ini ada pemandangan
yang sedikit berbeda. Setelah enam tahun, suasana di meja makan disejukkan dengan
warna putih dan biru. Ia kini mengenakan seragam SMP.
Ayahnya mengambil fotonya.
Mendokumentasikan momen bersejarah ini.
***
Senin, 8 Juli 2013.
Aku memasuki
kamarku. Kudapati di pintu lemari pakaian tergantung satu stel seragam baru. Blus
putih dan rok abu-abu. Segera aku mengambilnya dan mengenakannya. Aku mematut
diri di depan cermin. Tiga hari lagi aku akan berangkat sekolah sebagai siswi
SMU.
***
Kulihat ia keluar
dari kamarnya. Berseragam putih abu-abu. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Ia
berkata, “Mami, Kakak, Abang, aku sudah pakai putih abu-abu lho… Biasanya kalau
aku pakai seragam baru, Papi pasti foto…”
Kudengar suaranya
bergetar.
“Nanti Mami fotokan kau ya..”
aku menawarkan.
Terdiam beberapa
saat ia kemudian berkata, “Tapi kan lain, Mi…”
***
Esoknya, Tulangnya
datang ke rumah. Ia bergegas menuju kamarnya. Tak lama, ia muncul di ruang tamu
dengan seragam barunya.
“Tulang*,
aku sekarang sudah berubah. Aku sudah jadi siswi SMU lho…”
“Iyalah.”
“Biasanya
hari pertama aku sekolah dengan seragam baru, sebelum berangkat Papi pasti foto
aku.”
“Kan
sekarang kondisinya berbeda. Kau ngerti kan?”
“Iya,
Tulang…”
“Kalau
begitu, biar kami saja yang foto ya..”
Kami pun mengambil
gambarnya. Ia mengambil sikap sempurna. Memamerkan senyum terbaiknya. Namun senyumannya tak sampai ke matanya…
***
Rabu, 10 Juli 2013.
Akhirnya pagi ini
tiba. Hari pertama sekolah setelah sekian lamanya libur. Aku bangun, matahari
belum lagi tampak. Setelah mandi, aku mengenakan blus putih dan rok abu-abuku.
Aku pun menyiapkan sarapanku.
Seorang diri, aku menghabiskan
sarapanku dalam keheningan pagi. Usai sarapan, aku menelpon becak untuk mengantarku
ke sekolah.
“Mi, berangkat ya…” aku berkata
sambil mengecup punggung tangan Ibuku yang terbaring di kamar karena sakit.
“Iya, Nang.. Hati-hati di jalan
ya..”
Sebelum menutup
pintu, aku melihat suasana ruang makan. Sepi. Kali ini berbeda, sudah tidak ada tradisi
sesi foto seragam perdana bersama Papi…
***
Catatan:
* Tulang: sebutan
untuk saudara laki-laki dari pihak Ibu dalam bahasa Batak
05 Agustus
2013 9.35 PM
Edited 7
Agustus 2013 10.45 PM
No comments:
Post a Comment