Saturday, July 27, 2013

36 Days Random Daily Writing Project


Jumat, 26 Juli 2013

Kling. Suara notifikasi Facebook.

Tagging note dari Kak Ega. Tentang ajakan menulis random setiap hari sampai tanggal 31 Agustus 2013, membangkitkan kenangan pertama kali mengenal dunia menulis.

***

Tahun 2000, kelas 2 SMU. Bersama empat orang temanku, kami diutus pihak sekolah untuk mengikuti Pelatihan Dasar Pers Siswa yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Didaktika (LPM Didaktika) Universitas Negeri Jakarta.

Hari pertama, kami mendapat pembekalan mengenai penulisan, berita pada khususnya. Dibawah bimbingan Bapak Gantyo Koespradono dari Media Indonesia, kami diajarkan mengenai konsep-konsep penulisan berita dalam bentuk soft news ataupun hard news.

"Anjing Menggigit Orang". Itu sesuatu yang biasa. "Orang Menggigit Anjing", itu baru berita. Kami pun diberi waktu untuk praktek menulis berita. Setelah menulis, beliau membaca dan memberi masukan atas tulisan-tulisan kami. Satu pesan penting yang disampaikan beliau, yang kuingat hingga kini, bahwa dalam penulisan berita harus netral, tidak boleh memuat opini pribadi si penulis.

Keesokannya, kami dibagi dalam beberapa kelompok untuk membuat koran. Tiap kelompok berjumlah 5 orang dari sekolah yang berbeda. Total ada 5 kelompok. Setelah pembagian kelompok, kami diberi materi dasar-dasar wawancara narasumber. Setelah makan siang, kami pun disebar di area Tugu Monas untuk hunting bahan tulisan sekaligus praktek wawancara.

Aku melihat ada satu keluarga berkebangsaan India sedang bersiap-siap berfoto di depan Tugu Monas. Spontan aku mendekati mereka.

"Hello, may I ask you about some questions?" aku bertanya.
"Oh sure," sahut salah seorang dari mereka.
"Thank you. What bring you to Monas?"
"This is my first trip to Indonesia. One of my family who live in Jakarta told me that Monas Statue is one of Indonesia's historic object. The most interesting for me is the fact that the upper part of Monas made from gold! That's why I'm so eager to see it by myself."

Sembari mencatat, seorang Panitia memberikan isyarat padaku bahwa waktu hunting sudah berakhir. Saatnya berangkat ke tujuan berikutnya: kantor Media Indonesia.

Kami tiba disana sekitar pukul 15.00 WIB. Segera, kami pun diantar berkeliling. Berbeda dalam bayanganku, kami mendapati ruang kerja yang kosong. Pemandu kami menjelaskan para wartawan sedang bertugas keluar, mencari berita.

Selanjutnya, kami ditunjukkan ruangan rapat redaksi, dimana setiap harinya ada rapat untuk menentukan berita yang akan diturunkan sebagai headline. Rapat tersebut rutin dilakukan pada pukul 17.00 WIB. Namun demikian topik yang sudah ditetapkan untuk menjadi headline pada saat rapat tersebut masih bisa diubah, jika sebelum jam 22.00 WIB ada hard news yang masuk. Setelah pukul 22.00 WIB, barulah dimulai pencetakan koran untuk esok hari.

Hari ketiga, Sabtu pagi. Kelompok yang sudah dibentuk harus membuat koran, terdiri dari 4 halaman. Tenggat waktu hingga pukul 18.00 WIB. Diawali dengan rapat redaksi perdana, kami membagi tugas dan mulai mengerjakan koran kami. Sesekali panitia berkeliling dan memberitahukan sisa waktu yang kami miliki untuk menyelesaikan koran kami.

2 jam menjelang deadline merupakan saat-saat yang paling menegangkan. Revisi tulisan, cetak ulang, perbaikan lay out dan lain sebagainya. Panitia meniup peluit panjang. Semua kelompok diminta menyerahkan korannya. Satu jam kemudian, panitia memanggil semua peserta. Dan.. koran kelompokku dinobatkan sebagai Koran Terbaik!

Pengalaman pelatihan jurnalistik tersebut resmi memantapkan minatku dengan dunia kepenulisan. Aku bercita-cita setelah lulus SMU bisa mempelajari dunia menulis lebih dalam. Ingin kuliah di bidang jurnalistik. Namun cita-cita itu tinggal impian.  Aku mengikuti keinginan orang tuaku, mengambil kuliah di dibidang lain.

***

27 Oktober 2011

Aku membaca sebuah twit Alberthiene Endah, seorang penulis:
“Menulis adalah pekerjaan liquid. Bisa dilakukan sebagai pekerjaan utama, bisa meliuk di antara kesibukan yang lain. Dan yg pasti, bermakna.”
               
Mendadak semangat untuk menulis kembali berkobar. Menghidupkan kembali impianku yang  terpendam. Twit selanjutnya, diinformasikan mengenai Wordisme dan event yang akan diadakan. Suatu workshop menulis. Aku segera mendaftar via email, dengan menyampaikan tulisan tentunya.

Beberapa hari kemudian, aku mendapat email undangan mengikuti “One Day Writing Workshop” dari Wordisme. Hadir para penulis yang membahas mengenai penulisan jurnalisme pop, biografi, blog, novel/fiksi, serta skenario.  Sharing pengalaman para penulis tersebut membuka wawasanku dan memberikan semangat baru untuk menulis.    

***

“Setiap warga dunia punya kisah yang unik, bila kita diberi kesempatan untuk mendengar hargai&belajarlah dari kisah mereka.”
– Tracy Trinita (25 Juli 2013, UberSocial)

Mari, tulis dan sebarkan kisah kita. Let's begin the daily random writing adventure together!



Surabaya, 28 Juli 2013, 12.45 AM

No comments:

Post a Comment