Monday, July 1, 2013

Behind The Scene Fox Sparkling Friendship



My Best Friend, My Soulmate

Suatu hari, Starbucks Sarinah, Jakarta.
“Nggi, gue mau married, jadi bridesmaids gue ya?” dengan wajah sumringah sahabatku berkata.
“Mar, gue senang banget dengar kabar ini. Suatu kehormatan, definitely I do!” sambil memeluknya erat.

Sabtu, tanggal 10 bulan ke-11 tahun 2012. Aku berjalan mengikuti irama musik pengiring prosesi bridesmaids yang mengalun lembut. Kenangan kisah persahabatan kami mulai berputar di benakku seperti film. Kami dipertemukan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta.

Aku kuliah disana atas permintaan Ayahku. Awal kuliah, aku harus memaksa diri belajar enjoy di fakultas hukum. Godaan berhenti dan pindah kampus sering singgah di pikiranku. Hingga medio 2004, semester 5. Berawal dari Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), kami banyak menghabiskan waktu bersama. Karya tulis kami keluar sebagai Juara I Tingkat Kopertis dan kami dikirim ke LKTM tingkat nasional di Medan. Kami pun resmi menjadi sahabat. Sekembalinya dari Medan, aku menjalani hari-hari semester akhir yang menyenangkan bersama sahabatku, Maria. Aku merasakan perjalanan kehidupan menjadi lebih mudah ketika mendengar langkah seorang sahabat berjalan disampingku.

Akhir tahun 2006, aku diterima bekerja di kota Surabaya. Meski terpisah jarak, Maria senantiasa mendampingiku menghadapi permasalahan seputar pengalaman pertama bekerja dan adaptasi dengan lingkungan baru, melalui kiriman aneka artikel melalui e-mail. Puncaknya, nekad datang ke Surabaya, demi menyemangatiku!

            Pukul 22.30 WIB, 24 Maret 2013. Kaki kananku patah, tertabrak pesepeda motor, saat aku berjalan kaki menyeberang jalan. Aku menjalani operasi pemasangan pen. Maria kukabari keesokannya. Hari ketiga pasca operasi, ramai diberitakan di Jakarta sedang ada demonstrasi besar-besaran, tapi itu tidak menghalangi Maria berangkat ke Surabaya untuk membesukku. Menjadi bukti bahwa sahabat sejati dapat hidup masing-masing, namun tak terpisahkan. 

            Aku tersadar, telah tiba di depan altar gereja. Bersama jemaat, aku menghadap kearah pintu gereja. Menanti mempelai wanita, sahabatku. Seorang teman bisa saja mengetahui seluruh kisah kehidupanku, namun sahabat sejati hidup didalamnya bersamaku.

Editor: Maria Oendari

4 comments: