My Best
Friend, My Soulmate
Suatu hari, Starbucks
Sarinah, Jakarta.
“Nggi, gue mau married, jadi bridesmaids gue
ya?” dengan wajah sumringah sahabatku berkata.
“Mar, gue senang banget dengar kabar ini. Suatu kehormatan, definitely I do!” sambil memeluknya erat.
Sabtu, tanggal 10
bulan ke-11 tahun 2012. Aku berjalan mengikuti irama musik pengiring prosesi bridesmaids yang mengalun lembut.
Kenangan kisah persahabatan kami mulai berputar di benakku seperti film. Kami
dipertemukan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta.
Aku kuliah disana
atas permintaan Ayahku. Awal kuliah, aku harus memaksa diri belajar enjoy di fakultas hukum. Godaan berhenti
dan pindah kampus sering singgah di pikiranku. Hingga medio 2004, semester 5. Berawal
dari Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM), kami banyak menghabiskan waktu bersama.
Karya tulis kami keluar sebagai Juara I Tingkat Kopertis dan kami dikirim ke LKTM
tingkat nasional di Medan. Kami pun resmi menjadi sahabat. Sekembalinya dari
Medan, aku menjalani hari-hari semester akhir yang menyenangkan bersama
sahabatku, Maria. Aku merasakan perjalanan kehidupan menjadi lebih mudah ketika
mendengar langkah seorang sahabat berjalan disampingku.
Akhir tahun 2006, aku
diterima bekerja di kota Surabaya. Meski terpisah jarak, Maria senantiasa
mendampingiku menghadapi permasalahan seputar pengalaman pertama bekerja dan
adaptasi dengan lingkungan baru, melalui kiriman aneka artikel melalui e-mail. Puncaknya, nekad datang ke Surabaya, demi menyemangatiku!
Pukul 22.30 WIB, 24 Maret 2013. Kaki
kananku patah, tertabrak pesepeda motor, saat aku berjalan kaki menyeberang
jalan. Aku menjalani operasi pemasangan pen. Maria kukabari keesokannya. Hari
ketiga pasca operasi, ramai diberitakan di Jakarta sedang ada demonstrasi besar-besaran,
tapi itu tidak menghalangi Maria berangkat ke Surabaya untuk membesukku. Menjadi
bukti bahwa sahabat sejati dapat hidup masing-masing, namun tak
terpisahkan.
Aku tersadar, telah tiba di depan
altar gereja. Bersama jemaat, aku menghadap kearah pintu gereja. Menanti
mempelai wanita, sahabatku. Seorang teman bisa saja mengetahui seluruh kisah kehidupanku, namun sahabat sejati hidup didalamnya bersamaku.
Editor: Maria Oendari
Editor: Maria Oendari
kalimat terakhirnya menyentuh banget like this banget :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk apresiasinya..
ReplyDelete:)
inspiratif.
ReplyDeleteTerima kasih, Pak Adhi..
Delete:)