Monday, March 10, 2014

Pancarkan Cantikmu dari Tubuh yang Sehat dengan Food Combining




Kamu langsingan ya sekarang?”
 “Masak sih usiamu segitu? Saya kira masih awal 20-an..”
“Kulitmu terlihat putih. Ada turunan dari luar?

Itu beberapa komentar dari orang-orang di sekitarku belakangan ini.   

Memiliki bobot tubuh ideal, terlihat muda, dan kulit yang cerah adalah dambaan setiap wanita. Untuk  mendapatkannya ternyata bisa dilakukan dengan mengatur asupan makanan sehari-hari.  You are what you eat” (Victor Lindlahr); mengkonsumsi makanan sehat dengan cara yang tepat, tubuh akan menjadi sehat dan kemudian memancarkan cantikmu dari dalam!

***

03 Februari 2014, aku mulai menerapkan Food Combining. Apa itu Food Combining? Food Combining adalah pengaturan asupan makanan yang disesuaikan dengan siklus biologis dalam melakukan metabolisme (ritme sirkadian), yang terbagi atas 3 siklus, yakni:
1. Siklus Pencernaan (Pukul 12.00 - 20.00) : 
    tubuh mencerna dan menyerap bahan makanan sesuai dengan kebutuhannya
2. Siklus Penyerapan (pukul 20.00 - 04.00):
    tubuh memproses makanan yang telah dimakan pada siang hingga pukul delapan
    malam dan menggunakannya sesuai dengan keperluan
3. Siklus Pembuangan (pukul 04.00 - 12.00):
    'sisa proses' makanan itu dibuang dari tubuh dalam bentuk kotoran, urine, keringat
    atau napas

"Makan harus mengikuti siklus tubuh, bukan dipaksa mengikuti siklus maunya kita" ~ @erikarlebang

***

Segera setelah bangun pagi ketika perut masih kosong, pagiku diawali dengan konsumsi perasan jeruk lemon yang dicampur dengan air hangat minimal 300 mililiter. 

Persiapan Membuat Jeruk Lemon Peras

Jeruk Lemon Peras (Je.le.per)
"Pagi-pagi langsung minum jeruk lemon apa tidak sakit perut?"

Demikian pertanyaan dari Ibu Kost-ku di suatu pagi saat melihat aku sedang mempersiapkan jeruk lemon peras. Kembali ke siklus sistem pencernaan tubuh. Perasan jeruk lemon bersifat basa bagi tubuh dan berfungsi sebagai tonik liver sehingga membantu tubuh membersihkan racun-racun dan menyeimbangkan keasaman (pH) tubuh.

Pertama mencoba jeruk lemon peras, aku tidak merasakan sakit perut. Sampai sekarang pun tidak. Terkadang, segera sesudah konsumsi jeruk lemon peras aku segera menuju kamar kecil; membuang 'sisa proses' makanan. Pencernaanku lancar!     

***

Setelah itu dilanjutkan dengan sarapan buah secara bertahap dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang. Pada periode waktu tersebut, tubuh masih dalam siklus pembuangan sisa pencernaan yang tidak diserap. Buah mudah dicerna, sehingga tidak membebani pencernaan.

"Kok hanya makan buah saja? Tidak ambil menu yang lain?" tanya seorang rekan sambil meletakkan semangkok bubur ayam di meja. 
"Iya, sekarang saya tiap pagi sarapan buah saja."
"Nggak lapar?"
"Kalau lapar, makan buah lagi.. sampai jam 12 nanti," jawabku.
"Diet?"
"Enggak, hanya menerapkan pola makan sehat saja. Food Combining."

Kami pun sarapan dengan menu kami masing-masing, sambil aku menjelaskan tentang konsep Food Combining. 

"Wah... kalau begitu saya salah dong menu sarapannya nih... Besok mulai sarapan buah deh..." ujar rekanku. 

Sarapan Buah


Saat sarapan buah, pilihlah buah yang sudah matang. Setelah dibersihkan dapat dikonsumsi langsung dalam bentuk buah potong atau dibuat jus tanpa menambahkan pemanis. Untuk buah dalam keluarga melon (rock melon, golden melon, honey dew melon, semangka merah, semangka kuning) sebaiknya tidak dikonsumsi bersama buah yang lain. Karena keluarga melon dicerna tubuh lebih cepat daripada buah lain. Jika digabung dengan buah lain, proses pencernaannya akan melambat.

Konsumsi Buah Keluarga Melon

 ***

Saat makan siang, aku bisa memilih antara menu protein hewani + sayuran atau karbohidrat + sayuran. Sebagai catatan: jangan menggabungkan protein hewani dengan karbohidrat. Untuk mencernanya, tubuh menggunakan enzim yang berbeda. Saat protein hewani dikonsumsi bersama karbohidrat, enzim tersebut tidak akan bekerja. Akibatnya, pencernaan akan terganggu dan tubuh tidak akan dapat menyerap zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Ini yang mungkin akan terlihat tidak lazim, mengingat tradisi di Indonesia yang tidak bisa lepas dari nasi sebagai sumber karbohidrat utama.

"Lho, kamu kok nggak makan nasi?" tanya seorang rekan saat makan siang.
"Nasi-nya masih nanti, belum giliran tampil," jawabku sambil tersenyum.
"Kamu diet, takut gemuk ya?"
"Bukan diet sih, hanya menerapkan makan sehat saja. Food Combining."

Pilihan makan siangku ketika itu berupa protein hewani. Aku pun menjelaskan konsep Food Combining padanya. Menatap menu protein dan karbohidrat di hadapannya, ia memanggil pelayan.

"Gado-gadonya yang seperti ini tambah satu lagi, ya.."

 Siang itu rekanku mulai belajar makan sehat. Senang rasanya bisa berbagi ilmu; "mencerahkan" teman untuk mulai pola hidup sehat.

Sejak menerapkan Food Combining, aku pun tidak pernah lagi merasakan kantuk setelah jam makan siang. Justru setelah makan siang tubuh terisi energi baru dan pikiran terasa jernih; siap untuk melanjutkan pekerjaan.
 
***

Menu Protein Hewani + Sayuran

Jelang sore hari, sekitar jam 4, aku dapat mengkonsumsi buah sebagai selingan sebelum makan malam. Untuk makan malam, aku tinggal menyesuaikan dengan pilihan menu makan siang tadi. Jika makan siang sudah berupa menu protein hewani + sayuran, maka menu makan malam berupa karbohidrat + sayuran. 

Ini menjadi catatan penting bagi kaum wanita khususnya. Dengan alasan menjaga bobot ideal, tidak jarang kaum wanita mencoret makan malam dari jadwal hariannya. Khawatir makan malam merusak "program diet". Padahal jika melihat siklus tubuh, makan malam itu penting! Sebab pada waktu itu, tubuh akan menyerap zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi.  

"Anda boleh jadi melangsing, tapi secara struktural tubuh rusak perlahan. 
Kondisi lapar memang bantu proses daur ulang sel.  
Tapi lapar secara konstan, regenerasi sel malah menjadi abnormal, cenderung mengkanibal sel sehat. Bisa ubah sifat keseluruhan.  
Selain tidak sehat, kecenderungan orang menghindari makan malam malah tidak langsing pun sangat umum terjadi" ~ @erikarlebang

Bisa dipahami mengapa "diet" yang menghilangkan salah satu jam makan sangatlah jauh dari sehat. Wahai kaum wanita sadarilah, makan malam harus tetap ada dalam agenda harian kita!

 ***

Setiap makan siang dan makan malam aku menambahkan pula porsi sayuran mentah (lalapan), yang berfungsi untuk membasakan makanan yang dikonsumsi juga untuk mendapatkan enzim alami didalamnya yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh untuk memelihara sel-sel.

Bekal Buah dan Sayuran Mentah (Lalapan)

Tak terasa sudah sebulan berlalu sejak aku menerapkan Food Combining. Pencernaan lancar, lebih berenergi dan tidak mudah lelah, serta tubuh terasa ringan. Pagi tadi ketika menimbang badan mingguan, aku mendapatkan kejutan: bobotku berkurang 3 kg sejak aku mulai Food Combining sebulan lalu! Food Combining membantu metabolisme tubuhku menjadi optimal, yang dalam prosesnya membuat tubuhku secara bertahap menuju bobot ideal yang seharusnya tanpa harus "melaparkan" diri.   

Ps: Sahabatku memulai FC tahun 2013 ketika mengandung putra pertamanya. Kini putranya pun diberikan MPASI berbasis FC
Foto Kiri: Agustus 2012 (52 kg) Foto Kanan: 07 Feb 2014, lima hari menerapkan Food Combining (49 kg)
Note: Sahabatku memulai Food Combining ketika hamil putra pertamanya (Januari 2013).
Kini, putranya diberikan MPASI berbasis Food Combining (Februari 2014). 

Dengan Food Combining, tubuh menjadi sehat dan bonusnya bobot tubuh menjadi ideal, kulit menjadi cerah dan segar; cantikmu pun terpancar dari dalam. Berita baiknya, Food Combining itu gampang dipraktekkan lho... Ayo wanita Indonesia, mulai hidup sehat dengan Food Combining!     

"Tubuh terpenuhi kebutuhan yang sesuai, adalah tubuh yang bahagia. 
Tubuh yang bahagia adalah tubuh yang sehat! Food Combining bertujuan itu." ~ @erikarlebang


Link Referensi Artikel:




No comments:

Post a Comment